Home Serambi Riau Pekanbaru

Jelang Natal 2024 H-2, Kondisi Penumpang Terminal AKAP BRPS Pekanbaru Menumpuk

Lihat Foto
×
Kondisi penumpang menumpuk Terminal AKAP BRPS Pekanbaru pada Senin, (23/12/2024). (Dok: SC).
Jelang Natal 2024 H-2, Kondisi Penumpang Terminal AKAP BRPS Pekanbaru Menumpuk

Kondisi penumpang menumpuk Terminal AKAP BRPS Pekanbaru pada Senin, (23/12/2024). (Dok: SC).

Pekanbaru - Dua hari jelang Perayaan Natal 25 Desember 2024, penumpang terminal antar kota antar provinsi (AKAP) Banda Raya Payung Sekaki (BRPS) Pekanbaru, tampak menumpuk. 

Pantauan awak satelit.co, Senin, (23/12/2024) pukul 14.00 wib salah di loket Bus di Terminal AKAP BRPS Pekanbaru tujuan Sumatera Utara tepatnya ke daerah Tarutung, Porsea dan Doloksanggul, terpaksa mengantri salah satu loket Bus tujuan Pekanbaru - Tapanuli Raya (Dolok Sanggul, Tarutung, Porsea, Siborong-borong-Red).

Penumpang datang lebih awal dari jadwal pemberangkatan sekitar pukul 14.00 wib, armada bus yang ditunggu tak kunjung datang maupun berangkat.

Penuturan penumpang, pihak bus telah disuruh datang dan tiba pukul ke terminal pukul 13.00 wib. 

"Saya sudah tiba pukul 12.00 wib di terminal. Tapi hinggal jam menunjukkan kurang lebih jam 14.00 wib, bus yang ditunggu belum datang," kata penumpang yang bermarga Marbun.

Dia bersama anaknya berliburan ke Doloksanggul, berharap bus yang ditunggu-tunggunya bisa berangkat dan tak menunggu lama. 

Disinggung tiket penumpang bus ekonomi dibayarkannya jurusan Pekanbaru ke Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, kata dia, dirinya merogok kantongnya untuk 2 orang sebesar Rp700.000 rupiah, masing-masing per pernumpang Rp350.000.

"Tujuan kami ke Doloksanggul. Awalnya kami bayar uang muka dulu Rp200.000. Tiba kami di terminal, kami bayarkan Rp500.000," keluhnya.

Menurutnya, terhadap tarif penumpang dia bayarkan, pihaknya justru menanyakan besaran tarif tersebut.

"Cem mana lagi, kita butuh. Kita kaget aja," ujar Marbun tanpa menjelaskan detail keheranannya soal tarif penumpang bus tersebut.

Sejauh ini, masih berupaya untuk dimintai penjelasan terhadap pihak armada bus yang dikeluhkan penumpang soal tarif tiket bus tujuan Pekanbaru ke Tapanuli Raya tersebut.

Terpantau hingga pukul 15.00 wib, bus di loket bus yang ada di Terminal BRPS tampak muak berdatangan memenuhi loket bus. Berangsur-angsur penumpang diberangkatkan sesuai jadwal tiket keberangkatan yang diberikan ke masing-masing penumpang.

Pandangan berbeda di loket bus kendaraan lain ke Sumatera Utara. Misalnya, loket Bus Makmur/Halmahera, PMH, Intra belum tampak penumpang antri menumpuk hingga pantauan pukul 17.00 wib. 

Persentase Naik

Terkait menumpuknya penumpang di loket Bintang Utara, Kepala Terminal BRPS Pekanbaru, BPTD Riau, Bambang Armanto menjelaskan mengakui kenaikan penumpang jelang Natal 2024 dan jika dibandingkan jelang Natal 2023 lalu.

Menurut Bambang, pihaknya telah mempersentasikan peningkat penumpang hingga 3 hari jelang Natal 25 Desember 2024. Kenaikan persentase penumpang setelah dibandingkan persentase penumpang Nataru pada 2023 dan 2024 di Terminal BRPS Pekanbaru.

"Pada 18 Desember 2023 jumlah penumpang sebanyak 2.910 dan kondisi pada 18 Desember 2024 jumlah penumpang sebanyak 2.255. Sehingga, persentase kenaikan sebesar 23 persen," ujar Bambang.

Kemudian, lanjut Bambang, kondisi penumpang 3 hari jelang Natal 25 Desember 2024, tepatnya, 22 Desember 2024, ada kenaikan 10 persen jika dibandingkan pada 22 Desember 2023 lalu. Pada 22 Desember 2023 jumlah penumpang sebanyak 4.886 orang. Sedangkan, pada 22 Desember 2024 jumlah penumpang sebanyak 5.154 orang.

"Dengan kenaikan 10 persen, sesuai dengan prediksi Kementerian Perhubungan di Jakarta," imbuh Bambang.

Disinggung soal perusahaan jika ada perusahaan bus menggunakan armada bus tambahan bus AKAP, Bambang menegaskan, pihaknya meminta agar melaporkannya agar kondisi atau kesehatan kendaraan bisa terjamin dan penumpang nyaman di perjalanan hingga tempat tujuan.

"Wajar kalau ada penumpang tampak membludak jika melihat kenaikan persentase penumpang. Hanya saja, pihak PO harus melaporkan jika ada penambahan. Sebab, kami akan cek bus tersebut agar kesehatannya nyaman bagi penumpangnya," kata Bambang.

Disinggung soal kenaikan tarif penumpang (tuslah-red), Bambang menegaskan, jika ada kenaikan tarif penumpang tanpa ada pengumuman resemi dari pemerintah, tentu hal itu dinilai melanggar dan harus dilaporkan.

"Sejauh ini belum keluhan kenaikan tarif penumpang bus Nataru. Jika ada kenaikan, kami tidak tau," katanya. (Red)


 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :